Utsman bin Affan

Utsman bin Affan ra, khalifah ketiga dalam sejarah Islam, dikenal bukan hanya karena kepemimpinannya yang bijaksana

Utsman bin Affan ra, khalifah ketiga dalam sejarah Islam, dikenal bukan hanya karena kepemimpinannya yang bijaksana, tetapi juga karena perannya yang sangat penting dalam memelihara dan mengembangkan Al-Qur’an. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi langkah-langkah yang diambil Utsman untuk memastikan bahwa Al-Qur’an tetap akurat dan terjaga keasliannya.

Latar Belakang Utsman bin Affan ra

Utsman bin Affan ra lahir di Mekah enam tahun setelah tahun gajah dan berasal dari kabilah Quraisy. Ia dikenal sebagai sosok yang pemalu, sopan, dan memiliki akhlak mulia. Utsman bin Affan ra adalah salah satu orang pertama yang masuk Islam setelah mendengar ajakan dari Abu Bakar ash-Shiddiq. Ketika umat Islam menghadapi penganiayaan di Mekah, ia bersama istrinya, Ruqayyah, melakukan hijrah ke Habasyah dan kemudian ke Madinah. Di Madinah, Utsman semakin menunjukkan dedikasinya terhadap Islam dan menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad.

Pengumpulan Al-Qur’an

Setelah Nabi Muhammad wafat, Al-Qur’an disimpan dalam bentuk yang terpisah-pisah. Utsman bin Affan ra menyadari bahwa perbedaan bacaan dapat menyebabkan perselisihan di kalangan umat Islam. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk menyusun satu versi baku Al-Qur’an. Utsman bin Affan ra membentuk komite yang terdiri dari sahabat-sahabat terpercaya untuk mengumpulkan semua ayat Al-Qur’an dari berbagai sumber.

Langkah-Langkah Pengumpulan

  1. Pembentukan Komite: Utsman bin Affan ra menunjuk Zaid bin Thabit sebagai pemimpin komite yang bertugas mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an.
  2. Referensi Mushaf: Komite merujuk pada mushaf yang ada serta hafalan para sahabat untuk memastikan akurasi.
  3. Pembuatan Salinan: Setelah versi baku selesai, beberapa salinan dibuat dan didistribusikan ke berbagai wilayah Islam.
  4. Penghancuran Versi Lain: Utsman memerintahkan penghancuran semua salinan Al-Qur’an yang tidak sesuai dengan versi resmi untuk mencegah kebingungan. Menjamin Akurasi

Untuk memastikan bahwa salinan Al-Qur’an tetap akurat, Utsman bin Affan ra mengambil langkah-langkah berikut:

  1. Akomodasi Hafalan: Anggota komite adalah mereka yang telah menghafal Al-Qur’an dengan baik, sehingga mereka dapat memastikan bahwa setiap ayat dimasukkan dengan benar.
  2. Pendidikan: Utsman mendorong umat Islam untuk mempelajari dan menghafal Al-Qur’an dengan mendirikan lembaga pendidikan.

Warisan Utsman bin Affan ra

Langkah-langkah yang diambil oleh Utsman bin Affan ra dalam pengumpulan dan penyalinan Al-Qur’an tidak hanya berkontribusi pada stabilitas umat Islam pada masanya tetapi juga memastikan bahwa Al-Qur’an tetap terjaga hingga saat ini sebagai kitab suci umat Islam. Dengan tindakan tegasnya untuk menghancurkan salinan yang tidak valid dan mendorong pendidikan tentang Al-Qur’an, Utsman bin Affan ra menunjukkan komitmennya terhadap kesatuan umat Islam dan keaslian ajaran Islam.

Kesimpulan

Utsman bin Affan ra adalah sosok yang tidak hanya berperan penting dalam sejarah awal Islam tetapi juga sebagai pelindung dan pengembang Al-Qur’an. Melalui upayanya dalam menyusun satu versi baku dan memastikan akurasinya, ia telah memberikan warisan yang berharga bagi umat Islam sepanjang sejarah. Dedikasinya terhadap agama dan keinginannya untuk menjaga kesucian ajaran Islam patut dicontoh oleh generasi selanjutnya.